Setelah berakhirnya perang Belanda tahun 1945 ada seorang Teungku yang bercocok tanam dibukit yaitu letaknya didepan meunasah Teungku tersebut menanam Lada sehingga Teungku tersebut mashur dengan nama Teungku di Lada. Disaat pembentukan sebuah gampong berdasarkan hasil musyawarah bersama dengan Tokoh-Tokoh Adat, Agama dan serta masyarakat yang sudat menetap digampong tersebut, timbullah inisiatif untuk menentukan sebuah nama gampong yaitu Tualada. Setelah penentuan sebuah nama gampong maka ditunjuklah seorang pemimpin Yang dikatakan keuchik yaitu orang yang dituakan dalam hal mengurusi sebuah kepemimpinan di gampong. Gampong tanjong juga merupakan satu kepemimpinan yang sama dengan gampong Tualada, konon cerita pada satu masa penduduk gampong tanjong terkena wabah penyakit kolera sehingga menyebabkan kematian dan sebagai penduduk yang tinggal berpindah kee gampong Tualada.